Senin, 20 Maret 2017

Masa Lalu Menghancurkannya

Judul Cerpen Masa Lalu Menghancurkannya
Cerpen Karangan: 
Kategori: Cerpen Cinta SedihCerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 29 January 2016

MASALALU MENGHANCURKANNYA

Banyak yang beranggapan bahwa masa putih abu – abu adalah masa yang paling indah. Ada juga yang beranggapan bahwa masa putih – putih abu adalah hal yang biasa – biasa saja dalam hidupnya. Namun sebenarnya, Masa putih abu – abu adalah masa dimana setiap insan manusia memasuki tahapan puncak suatu indahnya kehidupan dimasa remajanya. Dimana disana terdapat kenangan – kenangan indah yang mereka ukir dalam setiap detiknya. Terutama sebuah kenangan CINTA yang amat indah. Hembusan yang dibarengi terpaan angin kasih sayang yang dirasakan bagi kedua insan yang melakukannya.
Indahnya CINTA pada masa ini adalah hal yang paling tak terlupakan selama hidup kita. Namun CINTA akan sirna jika masa lalu dari kedua insan atau salah satunya datang untuk mengahancurkan. Seperti itu lah yang dirasakan oleh Tama. Seorang siswa cowok yang saat itu bersekolah di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa.  Tama adalah cowok yang biasa – biasa saja, dia tidak pintar juga tidak bodoh. Namun dia memiliki paras yang diatas rata – rata dibandingkan dengan teman satu sekolahnya. Tama juga merupakan kapten tim basket ditempat ia menuntut ilmu ini. Hal inilah yang membuat Zetti, nama dari seorang siswi cewek yang paling berkesan di hati Tama tertarik untuk memilih Tama sebagai pacarnya.
Tringg ... triing ... triiinggg ... suara dering handphone yang seketika membuat Tama terbangun dari tidurnya dan melihat handphone yang membangunkan tidurnya itu. Ternyata suara handphone itu adalah telfon dari zetti.
“Hallo ..” Suara Tama saat mengangkat telfon dari Zetti
“Cepetan bangun yang. Udah siang ini lhooo”. jawab Zetti
“Iya – iya ini udah bangun kok aku. Kamu itu cepetan mandi yang”. Jawab Tama yang  masih susah membuka matanya.
“yeeee, aku udah mandi ini yang. Oh iya, ntr kamu jemput aku ya” jawab zetti pada Tama.
“lhoo, gak bilang dari tadi malem kamu ini. Yaudah aku mandi dulu yaaa” jawab Tama sambil begegas bangun menuju kamar mandi
“haha biar kamu kaget kok. Yaudah ceptan mandi.” Jawab Zetti dengan sedikit ketawa lalu mematikan telfonnya.
Waktu itu telah menunjukkan pukul 06.45 yang artinya 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Namun Tama tidak merasa gugup malah ia bersantai – santai karena pada hari itu hanya ada kegiatan bersih - bersih dan merupakan hari terahir ia sekolah sebelum liburan semester ganjil. Tama pun bersiap untuk menjemput Zetti dirumahnya. Selang beberapa menit kemudian Tam sudah sampai didepan rumah Zetti dan ternyata Zetti telah menunggu Tama didepan rumah dengan wajah yang sedikit cemberut.
“kamu ini kemana aja kok lama?” tanya Zetti pada Tama dengan wajah cemberut
“maaf sayang, aku tadi kan baru bangun jadi ya agak lama. Lagipula disekolah juga santai – santai jadi ya gak apa – apa kalo kita telat,” jawab Tama dengan menenangkan amarah pacarnya itu
“iya sudah, ayo berangkat kalo gtu,” dengan wajah yang masih cemberut Zetti naik disepeda yang disetir oleh Tama
“heheh iya non. Sudah siapkah?” jawab Tama yang sedikit bertanya sambi ketawa pada Zetti
“iya sudah siap bawel,” Jawab Zetti pada Tama “ayo berangkat!”
Selang beberapa menit kedua pasangan itu pun sudah sampai ditempat mereka menuntuu ilmu. Seperti halnya film – film yang ada di TV, saat mereka akan masuk kesekolah, merekapun menjadi perhatian banyak orang disekolahnya. Karena mereka selalu berjalan beriringan layaknya putri keraton dan pangerannya. Disetiap ada Tama pasti disitu ada Zetti. Hampir setiap waktu disekolah mereka habiskan bersama. Namun waktu bersama teman pun ada tersendiri buwat mereka. Jadi mereka terkadang juga bersama teman – teman disekolahnya tapi waktu itu tidak selama waktu saat mereka berdua bersama.
Acara bersih – bersih pun disekolah itu telah usai. Dan kelas pun sangat ramai karena antar siswa dikelas itu bercakap – cakap mengenai kemana mereka akan liburan. Dan diantara mereka seperti ingin bergurau terahir bersama temannya sebelum liburan datang. Setelah beberapa saat satu persatu dari siswa dikelas itu pun meninggalkan kelas. Begitu pula dengan Tama yang meninggalkan kelas dan kemudian menjempu Zetti dikelasnya.
“Zettinya ada?” tanya Tama pada salah satu teman sekelas Zetti
“itu dibelakang Tam” jawabnya, “Zettiiiii.... dipanggil Tama,” teriaknya memangil Zetti.
Kemudian Zetti pun mengambil tas dan menghampiri Tama,
“sudah selesai kamu?” tanya Tama
“sudah kok, ayoo pulang”, Jawab Zetti sambil memegang tangan Tama mengajak pulang,
“siaap neng”, Jawab Tama dengan nada ceria.
Mereka pun berjalan menuju parkiran sepeda sambil bercanda dan beranjak pulang kerumah. Hari ini merupakan hari terahir pasangan ini disekolah sebelum mereka menikmati liburan semester ganjil yang segera akan datang.
Liburan sekolah pun telah datang, dan pada waktu – waktu itu adalah waktu dimana kita dapat bertemu dengan kawan – kawan lama kita setelah lama tak jumpa. Begitu pula dengan Zetti, waktu liburan ini dimanfaatkannya untuk bertemu dan main bersama dengan teman lamanya semasa SMP.
Hari itu sudah memasuki pertengahan liburan sekolah. Dimana hari itu Zetti akan bermain bersma teman lamanya semasa SMP. Sebelum ia berangkat bermain, Zetti tak lupa meminta izin terlebih dahulu kepada Tama. Karena pasangan ini memiliki janji jika mau pergi kemanapun dan dengan siapapun, mereka harus bilang satu sam lain. Saat Zetti pergi dengan teman lamanya semasa SMP Tama berencana pada hari itu juga akan pergi dengan saudaranya kepantai.
“sayang, aku mau pergi sama temen SMP ya,” Tanya zetti kepada Tama,
“mau kemana yang?” jawab Tama sambil balik bertanya pada Zetti,
“belum tau yang, kata temenku kumpul dulu baru kita maen”, jawab Zetti,
“iya sudah kalau begitu”, jawab Tama. “ hati – hati, dan jangan macem – macem”, kata Tama pada Zetti,
“iya sayaaang, gak bakalan macem – macem kok aku”, jawab Zetti dengan meyakinkan Tama. “Yasudah aku berangkat ya”
“iya sayang, Hati – hati,”. Ujar Tama pada keksaihnya itu.
Pukul 12 tepatnya siang itu, Tama dan kedua saudaranya akan bergegas bermain disalah satu pantai yang terkenal dikotanya. Disana Tama sejenak merefresh otak dengan bercanda ria dengan saudara dan mandi dipantai. Sementara Zetti pun yang juga sedang bermain dengan temannya semasa SMP memilih untuk pergi ke Taman Nasional yang trletak tidak jauh dari rumahnya.
Tak disangka saat Zetti menuju ke rumah temannya ia meihat mantan pacar juag berada disana. Diapun sedikit terkejut akan keberadaan mantan pacar yang sedang duduk dan mengobrol dengan temannya itu. Saat itu pun Zetti langsung bertanya kepada Intan salah satu teman yang ada diluar rumah,
“lho kok ada dia sih disini?” tanya Zetti dengan nada yang jengkel
“lho emang kanapa Ze? Dia kan juga teman kita”, jawab inta dengan nada santai
“aku gak mau, anter aku pulang aja deh sekarang”, ujar Zetti dengan menarik tangan intan untuk meminta agar mengantarkannya pulang
“kamu kok gitu sih Ze, kita kan udah lama kumpul, jadi apa salahnya? Lagipula Tama uga gak bakalan tau kok”, jawab Intan dengan meyakinkan Zetti
Ketika intan dan Zetti sedang mengobrol dialuar rumah, tiba – tiba Dio mantan Zetti itu keluar rumah dan menyapa Zetti,
“hay Zet, ayo masuk”, sapa Dio pada Zetti,
“ohh iya,” jawab singkat Zetti pada Dio dengan nada yang datar
Kemudian Intan pun memaksa Zetti untuk tetap masuk kerumah yang disana terdapat mantan pacaranya itu. Dengan sedikit terpaksa Zetti pun terbujuk oleh rayuan Intan itu.
Saat sedang berada dirumah terjadi obrolan – obrolan antara kawan lawa yang sudah beberapa tahun tak pernah kumpul bersama itu. Dengan berjalannya waktu Zetti pun luluh karena terlalu asyik masuk dalam kenangan masa lalunya. Diapun lupa dengan Tama dan dengan janji manisanya itu.
Selang beberapa menit mereka pun beragkat ke tempat dimana mereka akan tuju. Dan tak disangka, ternyata Zetti berboncengan dengan mantan pacarnya itu. Dia tidak memikirkan betapa sakit hati Tama jika dia mengetahui akan hal ini. Saat sedang berada dijalan Zetti dan Dio pun mengobrol dengan asyik, bercanda, dan tak sengaja saat jalan sedang tidak bagus Zetti berpegangan pada pinngul Dio.
Disitulah kenangan masa lalu Zetti kembali terukir. Kenangan yang lama telah ia lupakan namun kembali muncul. Tak sungkan – sungkan saat berjalan menikmati tempat wisata yang mereka kunjungi, Zetti dan Dio berada dibelakang teman – temannya dan berpegangan tangan. Layaknya seseorang yang sedang memadu kasih, begitu mesranya mereka berdua disore nan indah itu. Hinnga terdengar suara seseorang teman Zetti yang membuat wajahnya memerah,
“uhuyyy, bakalan ada yang CLBK nih”, kata Intan pada Zetti
“ahh ngaco kamu, udahlah ayo pulang udah sore nih”, jawab Zetti pada Intan,
Senja telah datang, sang sinar surya pun perlahan bersembunyi diujung barat planet yang disinggahi makhluk ciptaan Tuhan ini. Begitu juga dengan Zetti dan teman - teman seperjuangan semasa SMPnya pun beranjak pulang kerumah masing – masing. Selama di perjalanan Zetti dan dio asyik dengan obrolan mereka. Betapa sakitnya Tama jika mengetahui akan hal ini. Orang yang dia percaya akan janji yang telah diucapkan, ternyata mengingkari dengan mudah dan tidak memikirkan perasaanya.
Sementara itu Tama pun telah sampai dirumah. Dia membawa serangkaian bunga yang telah ia rangkai sendiri dengan kedua tangannya. Bunga itu ia dari rerumputan yang ada diseitar pantai yang ia kunjungi tadi sore. Namun saat ia akan menghubungi Zetti, baik sms, telfon, ataupun BBM tak ada satu pun yang terbalas. Tama pun bimbang, bingung, dan gelisah memikirkan kekasihnya itu. Ia takut akan hal buruk yang terjadi pada Zetti. Sampai akhirnya Tama meutuskan untuk menghampiri Zetti kerumahnya malam itu.
Di perjalanan ia bertemu dengan Intan teman Zetti dan juga merupakan teman satu SMA dengan Tama. Kemudian ia memanggil Intan dan bertanya mengenai Zetti.
“lho Intan, kamu tadi sama Zetti kan? Zetti dimana, kok aku hubungi gak dibales – bales sam dia?” tanya Tama dengan wajah yang sangat bingung
“emm .. emmm.. dia tadi udah aku anterin pulang kok Tam, terus ini aku keluar lagi,” jawab Intan dengan ekspresi wajah yang kebingungan,
“serius kamu? Berarti sekarang dia udah ada dirumah?” kembali Tama bertanya pada Intan,
“iya sepertinya sih begitu”, jawab Intan yang  sekaligus membuat Tama semakin curiga dengan Zetti,
“yasudah terimakasih ya Intan,” Jawab Tama sambil meniggalkan Intan dan menuju kerumah Zetti,
Saat diperjalanan, Tama pun berfikir negatif dengan Zetti. Ia takut hal yang selama ini ia khawatirkan benar – benar akan terjadi. Dia pun terus menancap gas motornya. Dengan keadaan tangan kirinya membawa rangkaian bunga yang akan ia berikan kepada Zetti.
Sesampainya dirumah Zetti, Tama mengetok pintu rumah itu. Namun tak ada seseorang pun yang membukakan pintu. Tama pun memutuskan untuk menunggu Zetti pulang dan ia duduk didepan rumah Zetti dengan perasaan yang sangat gelisah.
1 jam terlewati. namun kekasih yang ia tunngu tak kunjung datang. Sampai Tama berfikiran akan pulang karena Zetti tak nampak didepannya. Selang beberapa saat, Tama memutuskan untuk pulang dan menaruh serangkaian bunga yang ia bawa untuk Zetti didepan pintu rumahnya. Namun ketika Tama akan beranjak menuju motornya, terdengar suara motor dan merdunya tawa yang tak asing ditelinganya. Tak disangka, hati Tama benar – benar hancur dimalam itu. Seorang gadis yang ia dambakan, yang ia sayangi, bahkan ia percaya bahwa suatu saat nanti akan menjadi ibu dari anak – anaknya malam itu berboncengan mesra dengan pria lain yang ia ketahui adalah mantan pacar Zetti. Melihat pemandangan itu, mata Tama pun mulai memanas, dan hatinya seperti terjatuh dari langit yang paling tinggi. namun masih sanggup menahan amarahnya dikala itu. Ia pun segera meghidupkan mesin sepedanya dan beranjak pulang. Saat Tama akan menghidupkan mesin sepeda, Zetti turun dari sepeda mantan pacarnya dan berdiri didepan Tama yang sekaligus membuat Tama mengurungkan niatnya untuk pulang.
“Aku bisa jelasin semua sayang”, Kata Zetti dengan nada yang sangat memohon kepada Tama
“aku sudah tahu semua kok Ze, jadi kamu gak usah repot – repot untuk ngejelasin semuanya”, jawab tama dengan santai
“aku gak bermaksut nyakitin kamu Tama. Aku sayang sama kamu,” kata Zetti dengan menangis
“sudahlah. Jika kamu memilih untuk ini, jalani akan hal yang kamu pilih. Aku percaya mungkin dia akan membuat kamu lebih bahagia. Dan maaf jika selama ini aku kurang membuatmu bahagia”, kata Tama dengan air mata yang mengalir dimatanya, “Dio, jaga Zetti baik – baik ya”. Kata terahir Tama dan kemudian ia menghidupkan sepeda dan beranjank pulang,
Zetti pun berteriak sambil menangis memanggil Tama, dan Dio mencoba menenangkan Zetti namun Zetti malah marah dan mnyurh Dio pulang
“Tamaaaaaaaaaaaa”, Teriak Zetti memanggil Tama,
“sudah Ze, gak usah nangis. Dia pasti bakalan kembali kok,” kata dio menenangkan Zetti,
“sudahlah kamu gak usah ikut – ikut. Gara – gara kamu semua jadi hancur. Pulang kamu, cepet pulaaaang!” ujar Zetti pada Dio yang membuatnya pulang meninggalkan Zetti,
Sambil menangis Zetti masuk kerumah. Saat sedang berjalan menuju pintu rumah Zetti terkejut melihat serangkaian bunga yang berada didepan pintunya. Kemudian ia mengambil bunga itu dan menciumnya. Seketika air mata mengalir deras dari mata cantiknya itu. Ia pun sangat menyesal akan kejadian yang ia lakukan hari itu. Ia pun mencoba menghubungi Tama namun tak ada satupun yang terbalas.
Sementar itu Tama dengan perasaan hancur telah sampai dirumahnya. Dalam hati ia berkata, “Ya Tuhan kenapa aku harus merasakan sakit yang begitu dalam? Kenapaaa”. Sambil terdiam ia mengingat kenangan – kenagan indah semasa ia dengan Zetti sebelum hal yang membuat hatinya hancur terjadi. Dan pada malam itupun ia memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan Zetti, ia akan pun berjanji untuk melupakan seorang wanita yang telah menghianatinya. Ia pun meyakinkan dirinya bahwa dia pasti akan berhasil dan menghapus semua kenagan yang ada.

Cerpen Karangan: Cahya Prana W. U
Facebook: Cahya Prana
Cerita Masa Lalu Menghancurkannya merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar